Sosoknya
terlihat rapuh karena usia yang sudah tak muda lagi namun langkahnya mantab
menuju ruang Sekretariat UPK, dengan uang yang dijadikan satu dalam gulungan
beliau membayar apa yang menjadi tanggungjawab beliau bersama teman-teman satu
KSMnya. Beliau adalah mak Kartonah, anggota KSM Jeruk 3, penerima manfaat dana
ekonomi bergulir BLM PNPM Mandiri Perkotaan melalui UPK BKM “Noto Joyo” desa
Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Mak Kartonah telah berjualan
macam-macam lauk pauk selama 20 tahun namun karena keterbatasan modal maka beliau
hanya dapat menyediakan 3 hingga 5 jenis lauk pauk tiap harinya. Hingga pada
akhirnya mak Kartonah mendengar adanya pinjaman bergulir dengan sistem tanggung
renteng dari UPK BKM di desanya, bersama 4 kawannya dari desa Semut beliau
membentuk KSM Jeruk dengan pinjaman awal Rp.500.000,- per-anggotanya, hingga
pinjaman sekarang untuk ketiga kalinya mencapai Rp. 1.500.000,- per-anggotanya.
Dengan bantuan itu mak Kartonah dapat melengkapi warungnya dan menambah
jenis-jenis masakannya. Dengan kepercayaan 100 % dari mak Kartonah dan anggota
KSM lainnya kepada UPK hingga mak Kartonah merasa memiliki keterikatan
kekeluargaan dengan pengurus UPK, hal ini yang memotivasi mak Kartonah guna
bertanggungjawab membayar tepat waktu.
Lain
mak Kartonah lain pula pak Wujud, anggota KSM Semangka 3 ini awalnya hanya
berjualan mie ayam saja, namun dengan bantuan modal dari UPK beliau dapat
merapikan warungnya dan menambah jenis jualannya menjadi mie ayam dan bakso.
Dengan bertambahnya jenis jualan pak Wujud maka bertambah pula pendapatan beliau
perharinya.
Gambar
1. Warung Pak Wujud
Mak
Kartonah dan Pak Wujud hanya contoh sebagian kecil warga Desa Semut yang
terbantu ekonominya oleh UPK BKM “Noto Joyo”. UPK yang telah ada sejak tahun
2010 ini telah menerima 3 kali dana BLM PNPM MP yakni tahun 2010 dengan nilai
Rp. 29.000.000,-, tahun 2011 sebesar Rp. 29.000.000,- dan terakhir tahun 2012
sebesar Rp. 12.000.000,-. Pengelola UPK BKM “Noto Joyo” awalnya berjumlah 3
orang namun karena beberapa hal salah satu pengelolanya mengundurkan diri
ketika baru bekerja selama satu bulan, akhirnya tersisa dua pengelola UPK yakni
Mundhiyah sebagai manajer UPK dan Maria Ulfa sebagai kasir yang mana hingga kini
keduanya merupakan pengelola aktif UPK.
Gambar
2. Dua anggota aktif UPK, Mundhiyah dan Maria Ulfa
Pada
awal keberadaannya UPK BKM “Noto Joyo” dihadapkan pada strategi sosialisasi
yang tepat karena anggota UPK yakin pengenalan pertama sangat berpengaruh untuk
perkembangan UPK selanjutnya. Karena kesadaran itu maka UPK dibantu BKM
menyusun strategi sosialisasi yang tepat, diantaranya pada pertemuan
sosialisasi UPK dijelaskan bahwa dana UPK adalah dana masyarakat kurang mampu bukannya
dana hibah pemerintah, sehingga apabila berhutang di UPK berkewajiban untuk
membayar tepat waktu agar dananya dapat digunakan olah warga kurang mampu
lainnya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka, dan apabila tidak membayar
tepat waktu maka telah menzalimi masyarakat miskin. Selain menjelaskan akan
pentingnya mengembalikan pinjaman tepat waktu warga juga diberi kesadaran agar selalu
menjunjung tinggi solidaritas antar warga desa Semut demi kemajuan dan
kesejahteraan warga desa Semut sendiri.
Sosialisasi-sosialisasi
per RT menjadi pilihan UPK karena dinilai lebih mengena dan dapat diterima
orang banyak. Pada pinjaman awal warga per RT yang berminat melakukan pinjaman
diminta membentuk KSM dan membuat proposal, diantara proposal-proposal yang
masuk akan melewati tahap eliminasi guna menentukan KSM yang lolos kriteria,
yang mana pada pinjaman awal hanya dikhususkan bagi warga yang telah memiliki usaha,
untuk KSM-KSM yang tidak lolos akan masuk ke daftar antrian penerima dana
bergulir.
Gambar
3. Suasana setoran pinjaman bergulir UPK BKM “Noto Joyo”
Meski
awalnya UPK BKM “Noto Joyo” berjalan tertatih-tatih namun dengan ketelatenan
pengelola UPK untuk menjelaskan SOP UPK pada waktu pencairan dana pinjaman
bergulir dan tak henti-hentinya memberi pemahaman kepada anggota KSM agar
membayar tepat waktu maka prestasi UPK BKM “Noto Joyo” cukup membanggakan, untuk
laba ditahun 2010 dengan periode bulan maret s.d. desember 2012 sebesar Rp.
8.224.530,-, laba tahun 2011 sebesar Rp. 17.101.526,-, dan laba ditahun 2012
sampai dengan bulan September sebesar Rp. 17.155.018,-, dengan laba pertahun yang cukup tinggi, LAR
0% dan RR 100% dari jumlah 36 KSM aktif dapat diasumsikan pengelolaan UPK BKM
“Noto Joyo” desa Semut Kecamatan Wonokerto adalah mandiri.
Gambar
4. Ruang UPK BKM “Noto Joyo”
Pada
perkembangannya pengelola UPK yang buka kas setiap hari jum’at dari jam 09.00
s.d. 17.00 ini meyakini tanpa ide-ide segar dalam pengelolaannya bukan tidak
mungkin akan ada kendala-kendala seperti yang dihadapi UPK-UPK lainnya yakni
pinjaman macet. Oleh karena itu tak henti-hentinya pengelola UPK melakukan
ide-ide segar dalam pengelolaannya, seperti misalnya bagi ketua KSM yang selalu
membayar tepat waktu dan penuh seluruh anggota maka diakhir periode akan diberi
bonus potongan setoran serta semua anggota KSM diberi souvenir berupa panci,
toples atau barang pecah belah lainnya. Ternyata dengan ide ini banyak ketua KSM yang merasa
bertanggung jawab membayar tepat waktu dan penuh seluruh anggota, dan apabila
ada anggotanya yang belum mampu bayar maka akan dipinjami uang dari ketua KSM.
Gambar
5. Contoh souvenir yang diberikan kepada anggota KSM lancar
Namun
keberhasilan UPK tak hanya dinilai dari nilai LAR dan RR serta labanya, namun
juga dari apakah keberadaannya dapat membantu perekonomian masyarakat serta
menumbuhkan jiwa solidaritas antar sesama. Perkembangan-perkembangan
perekonomian anggota-anggota KSM inilah yang selalu menjadi pantauan pengelola
UPK BKM “Noto Joyo” sehingga diharapkan akan tercipta kesejahteraan masyarakat
di desa Semut. Bentuk Solidaritas juga diwujudkan dalam CRK bagi anggota KSM
yang meninggal dunia sehingga ahli warisnya tak lagi perlu melunasi hutang
serta bagi anggota KSM yang sakit akan menerima santunan dana sosial sebesar
Rp. 50.000,-
Banyak
warga desa Semut yang telah merasakan manfaat atas keberadaan UPK BKM “Noto
Joyo”, selain ekonominya yang semakin meningkat juga sebagai individu mereka
merasa menjadi pribadi yang lebih solid dan dapat bekerja sama dengan baik.
untuk kedepannya diharapkan kondisi ini akan tetap terjaga sehingga masyarakat
desa Semut dapat berkembang semakin pesat dan mandiri.
Read More......