Sabtu, 16 Februari 2013

PERAN UPK BKM “NOTO JOYO” DALAM MENSEJAHTERAKAN WARGA DESA SEMUT

          Sosoknya terlihat rapuh karena usia yang sudah tak muda lagi namun langkahnya mantab menuju ruang Sekretariat UPK, dengan uang yang dijadikan satu dalam gulungan beliau membayar apa yang menjadi tanggungjawab beliau bersama teman-teman satu KSMnya. Beliau adalah mak Kartonah, anggota KSM Jeruk 3, penerima manfaat dana ekonomi bergulir BLM PNPM Mandiri Perkotaan melalui UPK BKM “Noto Joyo” desa Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Mak Kartonah telah berjualan macam-macam lauk pauk selama 20 tahun namun karena keterbatasan modal maka beliau hanya dapat menyediakan 3 hingga 5 jenis lauk pauk tiap harinya. Hingga pada akhirnya mak Kartonah mendengar adanya pinjaman bergulir dengan sistem tanggung renteng dari UPK BKM di desanya, bersama 4 kawannya dari desa Semut beliau membentuk KSM Jeruk dengan pinjaman awal Rp.500.000,- per-anggotanya, hingga pinjaman sekarang untuk ketiga kalinya mencapai Rp. 1.500.000,- per-anggotanya. Dengan bantuan itu mak Kartonah dapat melengkapi warungnya dan menambah jenis-jenis masakannya. Dengan kepercayaan 100 % dari mak Kartonah dan anggota KSM lainnya kepada UPK hingga mak Kartonah merasa memiliki keterikatan kekeluargaan dengan pengurus UPK, hal ini yang memotivasi mak Kartonah guna bertanggungjawab membayar tepat waktu.
Lain mak Kartonah lain pula pak Wujud, anggota KSM Semangka 3 ini awalnya hanya berjualan mie ayam saja, namun dengan bantuan modal dari UPK beliau dapat merapikan warungnya dan menambah jenis jualannya menjadi mie ayam dan bakso. Dengan bertambahnya jenis jualan pak Wujud maka bertambah pula pendapatan beliau perharinya.

Gambar 1. Warung Pak Wujud
Mak Kartonah dan Pak Wujud hanya contoh sebagian kecil warga Desa Semut yang terbantu ekonominya oleh UPK BKM “Noto Joyo”. UPK yang telah ada sejak tahun 2010 ini telah menerima 3 kali dana BLM PNPM MP yakni tahun 2010 dengan nilai Rp. 29.000.000,-, tahun 2011 sebesar Rp. 29.000.000,- dan terakhir tahun 2012 sebesar Rp. 12.000.000,-. Pengelola UPK BKM “Noto Joyo” awalnya berjumlah 3 orang namun karena beberapa hal salah satu pengelolanya mengundurkan diri ketika baru bekerja selama satu bulan, akhirnya tersisa dua pengelola UPK yakni Mundhiyah sebagai manajer UPK dan Maria Ulfa sebagai kasir yang mana hingga kini keduanya merupakan pengelola aktif UPK.

Gambar 2. Dua anggota aktif UPK, Mundhiyah dan Maria Ulfa
Pada awal keberadaannya UPK BKM “Noto Joyo” dihadapkan pada strategi sosialisasi yang tepat karena anggota UPK yakin pengenalan pertama sangat berpengaruh untuk perkembangan UPK selanjutnya. Karena kesadaran itu maka UPK dibantu BKM menyusun strategi sosialisasi yang tepat, diantaranya pada pertemuan sosialisasi UPK dijelaskan bahwa dana UPK adalah dana masyarakat kurang mampu bukannya dana hibah pemerintah, sehingga apabila berhutang di UPK berkewajiban untuk membayar tepat waktu agar dananya dapat digunakan olah warga kurang mampu lainnya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka, dan apabila tidak membayar tepat waktu maka telah menzalimi masyarakat miskin. Selain menjelaskan akan pentingnya mengembalikan pinjaman tepat waktu warga juga diberi kesadaran agar selalu menjunjung tinggi solidaritas antar warga desa Semut demi kemajuan dan kesejahteraan warga desa Semut sendiri.
Sosialisasi-sosialisasi per RT menjadi pilihan UPK karena dinilai lebih mengena dan dapat diterima orang banyak. Pada pinjaman awal warga per RT yang berminat melakukan pinjaman diminta membentuk KSM dan membuat proposal, diantara proposal-proposal yang masuk akan melewati tahap eliminasi guna menentukan KSM yang lolos kriteria, yang mana pada pinjaman awal hanya dikhususkan bagi warga yang telah memiliki usaha, untuk KSM-KSM yang tidak lolos akan masuk ke daftar antrian penerima dana bergulir.

Gambar 3. Suasana setoran pinjaman bergulir UPK BKM “Noto Joyo”
Meski awalnya UPK BKM “Noto Joyo” berjalan tertatih-tatih namun dengan ketelatenan pengelola UPK untuk menjelaskan SOP UPK pada waktu pencairan dana pinjaman bergulir dan tak henti-hentinya memberi pemahaman kepada anggota KSM agar membayar tepat waktu maka prestasi UPK BKM “Noto Joyo” cukup membanggakan, untuk laba ditahun 2010 dengan periode bulan maret s.d. desember 2012 sebesar Rp. 8.224.530,-, laba tahun 2011 sebesar Rp. 17.101.526,-, dan laba ditahun 2012 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 17.155.018,-,  dengan laba pertahun yang cukup tinggi, LAR 0% dan RR 100% dari jumlah 36 KSM aktif dapat diasumsikan pengelolaan UPK BKM “Noto Joyo” desa Semut Kecamatan Wonokerto adalah mandiri.

Gambar 4. Ruang UPK BKM “Noto Joyo”
Pada perkembangannya pengelola UPK yang buka kas setiap hari jum’at dari jam 09.00 s.d. 17.00 ini meyakini tanpa ide-ide segar dalam pengelolaannya bukan tidak mungkin akan ada kendala-kendala seperti yang dihadapi UPK-UPK lainnya yakni pinjaman macet. Oleh karena itu tak henti-hentinya pengelola UPK melakukan ide-ide segar dalam pengelolaannya, seperti misalnya bagi ketua KSM yang selalu membayar tepat waktu dan penuh seluruh anggota maka diakhir periode akan diberi bonus potongan setoran serta semua anggota KSM diberi souvenir berupa panci, toples atau barang pecah belah lainnya. Ternyata dengan  ide ini banyak ketua KSM yang merasa bertanggung jawab membayar tepat waktu dan penuh seluruh anggota, dan apabila ada anggotanya yang belum mampu bayar maka akan dipinjami uang dari ketua KSM.

Gambar 5. Contoh souvenir yang diberikan kepada anggota KSM lancar
Namun keberhasilan UPK tak hanya dinilai dari nilai LAR dan RR serta labanya, namun juga dari apakah keberadaannya dapat membantu perekonomian masyarakat serta menumbuhkan jiwa solidaritas antar sesama. Perkembangan-perkembangan perekonomian anggota-anggota KSM inilah yang selalu menjadi pantauan pengelola UPK BKM “Noto Joyo” sehingga diharapkan akan tercipta kesejahteraan masyarakat di desa Semut. Bentuk Solidaritas juga diwujudkan dalam CRK bagi anggota KSM yang meninggal dunia sehingga ahli warisnya tak lagi perlu melunasi hutang serta bagi anggota KSM yang sakit akan menerima santunan dana sosial sebesar Rp. 50.000,-
Banyak warga desa Semut yang telah merasakan manfaat atas keberadaan UPK BKM “Noto Joyo”, selain ekonominya yang semakin meningkat juga sebagai individu mereka merasa menjadi pribadi yang lebih solid dan dapat bekerja sama dengan baik. untuk kedepannya diharapkan kondisi ini akan tetap terjaga sehingga masyarakat desa Semut dapat berkembang semakin pesat dan mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih komentar ya..