Gotong
royong merupakan perilaku bangsa Indonesia yang telah dikenal turun menurun
dari generasi ke genarasi. Dalam bergotong royong, masyarakat kita berbagi
tugas saling membantu dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Dengan bergotong
royong banyak hal yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, seperti membangun
rumah, mengerjakan sawah, memperbaiki sarana dan prasarana umum.
Namun
di era globalisasi saat ini, sifat gotong royong di masyarakat Indonesia mulai
berkurang. Masyarakat sekarang terlalu sibuk menyelesaikan pekerjaannya
sehingga lupa dengan kehidupan sosial bermasyarakatnya. Gaya hidup individu
seolah-olah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, terutama di
kota-kota besar. Masyarakat sudah tidak peduli lagi dengan kondisi lingkungan
di sekitarnya. Lambat laun sifat bergotong royong dalam bermasyarakat mulai
menghilang, dan ketika ada kerusakan lingkungan kita menyadarinya setelah
terlambat.
Kondisi
masyarakat seperti itu sangat memprihatinkan, dimana urusan individu
mengalahkan kebersamaan dalam bermasyarakat dengan lingkungan sekitar. Hal
inilah yang disadari oleh masyarakat Rowoyoso Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Pekalongan. Mereka menyadari bahwa sifat bergotong royong perlu dilestarikan
bersama demi tercapainya masyarakat yang baik.
Sehingga
ketika di salah satu sudut desa di dusun Buntek ada jalan yang masih berupa
tanah padahal jalan tersebut merupakan jalan akses untuk dusun lain maka
masyarakat Rowoyoso mencari cara untuk membangunnya. Dan terdengarlah kabar ada
bantuan dana dari APBN melalui PNPM Mandiri Perkotaan sebesar Rp. 15.000.000,-,
masyarakat menyambutnya dengan suka cita. Impian mereka untuk memiliki jalan
yang lebih baik di RT 16,17,21,22 akan segera terealisasi.
Segeralah
KSM Citarum dibentuk guna mengelola dan bertanggung jawab dalam pelaksaan
pembangunan jalan beton di desa Rowoyoso. BKM, KSM dan Masyarakat memikirkan
bagaimana caranya agar dengan dana Rp. 15.000.000,- akan mencukupi untuk
pembangunan jalan beton di 4 RT tersebut. Masyarakat dengan senang hati untuk
swadaya baik tenaga, uang, konsumsi dan lain-lain guna kelancaran pembangunan
jalan beton ini. Akhirnya diputuskan setelah lebaran Idul Fitri tahun 2012 atau
tepatnya bulan September 2012 pembangunan jalan beton di 4 RT akan direalisasikan,
dan pembangunannnya akan dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan dengan tenaga
kerja masyarakat Rowoyoso sendiri.
“Assalamu’alaikum
Warrahmatullah hi Wabarrokatuh.. Sugeng enjing bapak-bapak ibu-ibu dukuh
Buntek, ampun kesupen nggeh dinten niki wonten kegiatan gotong royong kagem
mbangun jalan beton teng RT 16. Sepindah maleh bapak-bapak ibu-ibu dukuh
Buntek, ampun kesupen nggeh dinten niki wonten kegiatan gotong royong kagem
pembuatan jalan beton teng RT 16. Bade dimulai jam 8 enjing, kagem
partisipasinipun diaturake maturnuwun,, Wassalamu’alaikum Warrahmatullah hi
Wabarrakatuh” (Assalamu’alaikum Warrahmatullah hi Wabarrokatuh.. Selamat pagi
bapak-bapak ibu-ibu dukuh buntek, jangan lupa hari ini ada kegiatan gotong
royong pembangunan jalan beton di RT 16. Sekali lagi bapak-bapak ibu-ibu dukuh
buntek, jangan lupa hari ini ada kegiatan gotong royong pembangunan jalan beton
di RT 16. Akan dimulai jam 8 pagi, untuk partisipasinya diucapkan terima
kasih.. Wassalamu’alaikum Warrahmatullah hi Wabarrakatuh) suara pak Haji
Solihin membahana dari Pengeras suara di Masjid desa Buntek setiap Jum’at paginya.
Sederhana namun bermakna, dan membangkitkan semangat warga Buntek untuk keluar
rumah dan bergotong royong dalam membangun jalan beton di RT 16, 17,21 dan 22.
Belum
tepat jarum jam menunjukkan pukul 8 pagi namun warga desa Rowoyoso telah
berkumpul di sekitar jalan yang hendak dibangun. Tua muda dengan pakaian kerja
mereka telah siap membangun jalan beton di daerah mereka. Tepat pukul 8 pagi
pengerjaan jalan beton dimulai, dengan banyak tenaga yang mengerjakannya maka
pembangunan jalan beton berjalan cepat dan lancar. Tak hanya warga laki-laki
yang turut andil dalam bergotong royong, warga perempuan desa Rowoyoso tak
kalah peran. Sedari pagi mereka bersama-sama mempersiapkan minum dan konsumsi
untuk suami, anak, saudara dan tetangga mereka.
Semangat
kegotongroyongan warga desa Rowoyoso baik laki-laki maupun Perempuan masihlah
tinggi, mereka merelakan waktu liburnya berpanas-panasan untuk membangun jalan
beton di dukuh Buntek. Dengan sukarela dan senang hati mereka bersama-sama
membangun jalan beton di RT 16, 17, 21, dan 22 setiap jum’atnya. Hari dimana yang
sebetulnya dapat mereka gunakan untuk bermalas-malasan karena sudah bekerja
selama 6 hari sebelumnya, hari dimana sebetulnya mereka dapat pergi berlibur
bersama keluarganya masing-masing. Namun hal ini mereka kesampingankan guna
kepentingan bersama.
Warga desa Rowoyoso sadar kalau bukan warga desa
Rowoyoso sendiri yang membangun desa maka siapa lagi. Di Rowoyosolah mereka
hidup, dan mencari nafkah, serta di desa Rowoyoso pula anak-anak mereka sekolah
dan tumbuh menjadi generasi penerus mereka. Alangkah menyenangkannya apabila
tempat anak-anak ini tumbuh sesuai dengan harapan mereka. Dengan kesadaran itu
warga desa Rowoyoso berkomitmen untuk tetap bersama-sama membangun desa
Rowoyoso agar menjadi desa yang lebih baik lagi.
DOKUMENTASI PELAKSAAN PEMBANGUNAN JALAN BETON
KSM CITARUM DESA ROWOYOSO KECAMATAN WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN
like!
BalasHapus